Kunamai engkau Sukab, sebab aku tergila-gila kepadanya, yang dia tergila-gila pula pada Alina, yang dianya tergila-gila pula pula kepada yang lainnya. Lainnya.
Misteri cinta yang senyap, seperti film Senyap yang sempat ditakuti manusia-manusia yang mati jiwanya. Yang lumpuh hatinya. Yang buta kakinya. Lantas, sulit sekali aku menerka-nerka. Ah, untuk apa pula? Sebab, jelas yang terlihat adalah udara yang terasa ialah suara yang terdengar itulah yang kasatmata.
Namun, Sukab tetap percaya kepada dirinya, kepada senja yang telah dipotong hanya untuk Alina. Alina. Alina. Alina yang keras kepala. Yang sama seperti Sukab. Sukab. Sukab. Sukab yang juga keras kepala. Apa jadinya ini? Jika ada orang lain yang menyusup penuh takjub melihat cinta yang tak kasatmata dan perlu diraba. Ah, itu hanya strategimu saja. Yang ingin mendera yang tak kamu suka. Yang ingin menjamah yang kamu suka.
Kemang,
6 Februari 2020
*Tentang: Laptop yang kunamai Sukab
No comments:
Post a Comment