26/01/2019

03:33 AM

Semua orang tertidur. Hanya aku yang masih terjaga. Aku melihat kehidupan yang hambar dan kematian yang biasa saja. Kehidupan hanyalah kehidupan. Kematian juga tak perlu ditakuti atau dikhawatirkan. Dengan kata lain, kau tak perlu merasa takut kehilangan dan tak perlu juga merasa khawatir meninggalkan.

Yang sesak adalah menahan. Yang lega adalah membebaskan. Kau tak usah gamang bercerita. Ungkapkan saja. Jangan biarkan orang lain mengontrol emosimu. Jangan pula pasif, apabila mereka membungkam pikiran dan suaramu. Tapi, tunggu dulu, kau juga mesti membiarkan orang lain bercerita. Mendengarkannya. Meski tak bisa langsung memahami, tak apa. Sebab, setiap manusia memang ditakdirkan untuk terlebih dulu mengalami agar mereka bisa dan mau mengerti. Bohong saja jika ada yang berucap: "Aku ngerti, kok."--padahal ia tak pernah menjalaninya sama sekali. Huh!

Terkadang, hati memang harus berdamai dengan otak. Agar tak perlu membuatmu terlalu cengeng. Tapi, tak usah juga terlalu menunjukkan kebahagiaan. Hiduplah dengan melihat, bercerita, dan mendengarkan. Barangkali, dengan begitu kau akan memahami makna berbagi dan menerima.



-Di kehidupan yang semu
Hanya ada ombak dan langit, serta burung-burung yang gagah dan pepohonan yang indah,


juga aku yang begah. (kenyang)

Kemang,
Januari 2019

No comments:

Post a Comment